Part I - Kisah "Menua Bersama"

Since 2019.


"Pertemuan menjadi titik awal untuk mentukan rasa penasaran untuk lebih mengenalnya,"



Pict: Pertama kali bertemu saat memberikan tiket nonton bola


Foto itu menjelaskan, bahwa waktu itu kita masih berada dibawah tekanan rasa jaim untuk saling bertegur sapa seakan sudah ada sinyal bahwa kita berdua memiliki rasa yang sama, yakni ingin mengenal namun waktu yang kurang kondusif wkwk.

Hari itu, menjadi awal pertemuanku dengannya. "Canggung sih, tapi mau gimana lagi, sudah jalannya"

Jauh sebelum ada pertemuan itu, kita sudah saling kenal namun belum akrab, apalagi itu pertama kalinya kita tukeran nomer WhatsApp, dengan berkedok nanti dia ngabarin aku via WhasApp. Padahal dia tiba di kantorku tanpa ngasih kabar duluan. 

Sebelumnya memang kita saling tukar kabar via dm sih, sampai sekarangpun isi dm dia pertama kali masih tersimpan rapi. Kadang lucu aja gitu kalau harus mengingat perkenalan singkat kita hingga akhirnya memutuskan untuk menjalin hubungan.

Mungkin aku tipe wanita yang cuek kalau ada yang ngedeketin, kecuali dari pihak si lelaki yang memang gak pantang menyerah untuk lebih mengenal aku beda lagi ceritanya, karena dari dulu cuek banget dengan siapapun yang ngedeketin, semuanya di anggap teman karena ujung-ujungnya balik sama mantan wkwkwkw.

Parah banget sih, cape-cape buat ngelupain eh giliran di sapa hai saja lansung luluh, dasar Anis!

Eitsss, bukan mau bahas mantan sih, cuma ingin ngasih tau kalo doi yang sekarang bisa buat aku yakin kalo dia emang yang selalu bikin aku mikir setiap harinya.

"Mikir masalah apalagi yang harus aku perbuat? wkwkkw"

Bulan April, awal dia mendekatiku 


Menjadi awal pertemuanku dengan seorang lelaki baru yang masih aku rahasiakan kedekatannya. Perjalanan itu memang singkat, karena aku lebih suka mengenal orang dengan kesabarannya menungguku hingga akhirnya bersama, itulah prinsipku dan itu tidak perlu untuk ditiru.  

"Banyak cinta yang datang hanya sebatas teman saja, tidak untuk dilanjutkan sebagai pengisi hati, itulah sebabnya pengalamanku soal cinta sangat minim, namun beberapa pengalaman oranglain selalu menjadi bahan pandanganku untuk memikirkan beberapa kali dan akhirnya menerimanya sebagai pengisi hati."

Namun tidak untuk lelaki yang baru aku kenal ini.

Aku mengenalnya akibat salah satu rekan kerjaku yang selalu update Status Whatsapps  maklum orangnya agak usil. Aku mengetahui ini setelah dia mengejekku dengan perkataan  'Ada yang ingin mengenalmu',  awalnya  aku menghiraukan perkataan tidak jelas itu.

"Beberapa hari kemudian, bertepatan dengan Bulan Ramadhan dan di kantorku memang setiap tahun menjalankan program wakaf Al-Qur'an, entah gimana jalan ceritanya hingga orang yang pernah rekan kerjaku katakan muncul di hadapanku, seakan hati ini bilang," Eh itu dia ga sih?" wkwkwk.

Kalau boleh ku tebak lelaki itu sebaya denganku.

Umur kita yang hanya terpaut satu tahun tidak memiliki dampak besar, karena semua orang menganggap kita seumuran. Mengenai karakter dan kepribadian aku belum tahu jelas, hanya saja sepintas aku melihatnya "It's Going Happy". 


Setelah dia pulang, sempat aku bertanya langsung pada rekan kerjaku. "Dia siapa? kayaknya dia sering kesini deh" pertanyaanku seakan memberitahu orang lain bahwa aku mulai penasaran akan keberadaanya.

Terdengar dari belakang menjawab "Ceileh mulai penasaran juga ini anak, dia Ferdy Media Officernya club bola" aku hanya bisa terdiam saja mendengarkan beberapa penjelasan dari managerku.

Awalnya aku ragu untuk beranjak dari kursi, karena ada rasa khawatir saja harus melewati mereka yang sepertinya mengobrol sesuatu yang seru, dan benar perbincangan mereka sedikit memakan waktu yang banyak. 

"Daripada harus menunggu, aku pulang ajadeh, bismillah" ujarku dalam hati.

Me : Mas pulang dulu 'Sembari tersenyum'..
Manager : Loh kok buru-buru nis, duduk dulu bentar.
Me : Sudah waktunya pulang lohh mas hehhe
Ferdy : Kamu kuliah di IAIN ya ? "dengan gaya santainya yang sok akrab"
Me : Iya mas masih kuliah di Stain
Ferdy : Masak kamu gak kenal aku ? Aku juga kuliah di IAIN loh..
Me : "Masih berfikir dalam diamku".... Oh Stain jugaa..
Ferdy: IAIN sudah bukan Stain..
Me : Apasih ini orang sok akrab banget" lirihku dalam hati. Oh iyaiya lupa. Mas aku pulang dulu ya buru-buru soalnya.

Aku ngedumel sendiri pada perkataan pria itu, siapa sih dia yang sok akrab, emangnya semua orang bisa kenal dia hmmmm.. 

Selang beberapa hari, dia kembali datang ke kantorku. awalnya aku tidak tahu kalau ada dia lagi di kantorku. cuma perasaanku pas selesai dari Musolla ada suara yang terdengar keras. Dalam hati sih mikirnya ada tamu tapi siapa. Setelah aku lihat, benarr dugaanku, dia lagi..

Entah ini bertepatan aja atau bagaimana aku juga belum faham, setiap kali aku merasa dia datang ke kantorku, pasti dugaan itu selalu benar. Kali ini aku mengaikan tawaran managerku untuk duduk terlebih dulu sebelum pulang.

Aku lebih dulu menyapa lelaki itu, "Eh kayaknya aku pernah liat kamu deh di Stain, kalau tidak salah aku balik dari perpus dan kamu akan menuju ke perpus tapi sepintas aja sih". ujarku padanya. Sembari berpamitan pulang.

Kebesokan harinya, managerku sedikit mengobrol tentang laki-laki itu. Dek, dia ingin kenal kamu lebih jauh tapi aku melarangnya karena kamu kan sudah punya pasangan "dengan nada menyindir". Aku hanya menjawab dengan santai, " Ya gapapa mas cuma kenalan aja kan". Iyasih kenalan, tapi adakah peluang dia untuk mengenalmu lebih dekat. Pertanyaan yang belum sempat aku jawab waktu itu.

Sebenarnya rekan kantorku tidak terlalu tahu banyak cerita tentang aku dan pasanganku saat itu, mereka hanya mengetahui aku memiliki pasangan saja. Berhubung managerku setiap ada moment berdua, entah dimanapun itu selalu membicarakan lelaki itu aku sedikit penasaran. Aku yakin betul dia mendukungku untuk dekat dengan lelaki itu.

11 Mei 2019.

Ada notif yang menunjukkan ada Direct Message di Igku. "Follback :D". Satu kata singkat, tapi mengandung banyak maksud. Memang sengaja tidak membalas, hanya aku turuti sesuai dengan pesan yang ia kirim padaku.

10 Juni 2019.
Mungkin ini awalku memulai percakapan dengannya. Meskipun ragu tapi ini bagian dari pekerjaanku juga yang mengharuskan semuanya tahu tapi benar datanya. Dan teman kantorku yang paham betul tentang bola sedang tidak masuk.
~
Me : Eh kamu Ferdy Media Officer dari Club ..?
Ferdy : Dengan jawaban singkatnya "Iyaa?"
Me : Ishh, ngeselin nih orang, cuek bgt. Udah lah aku juga butuh yaudah deh gapapa.. Untuk jadwal pertandingan itu kapan? Live di TV mana ?
Ferdy : Laga nantii berlangsung tgl 14 xxxxxxxx
Me : Oh iya terimakasih mas.. 

Khawatir sih sebenarnya mengirim pesan itu, dikira aku yang mau kenalan dll. "Ah fikiranku kemana-mana setelah selesai mengirim pesan padanya".

Tidak berhenti di dm perkenalan antara aku dan dia, kebiasaan dia yang mungkin suka menjawab sg Question menjadi beberapa ceritaku mengawali perbincangan yang berakhir dekat.
Saat itu aku sedang bingung-bingungnya mengenai skripsi, iseng buat sg Question dengan pertanyaan "Giamana bisa cepat selesai Skripsi", eh dia muncul dalam question itu, dengan komentar " Optimis dan yakinlah bisa wisuda ditahun ini".

Berawal dari Question itu percakapan kita mulai lama..

24 Juni 2019.
Aku kembali menanyakan pemesanan tiket, karena keluarga memang lagi butuh tiket, entah keisengan orang kantorku meronta ketika aku nyebut sudah pesan tiket ke dia, tanpa sadar rekan kerjaku merekam ku diam-diam dan mengirimkan ke grup teman kantornya, malulah aku karena dia sendiri yang menanyakan itu padaku,dari situlah mulai di gadang-gadang ada hubungan dengannya. Padahal sama sekali chatnya sebatas teman online yang belum sempat tukar kontak telfon. 

Next Part II..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Day-4] Pencapaian Tertinggi di Usiaku

[Day-3] Harapan Terbesar Blog Miniku

ANALISIS WACANA KRITIS SOSIAL BUDAYA DAN AGAMA DALAM PUISI IBU SUKMAWATI